NASIHAT SEORANG IBI KEPADA ANAKNYA MENGENAI CINTA
Seorang anak lelaki yang berumur 10 tahun bertanya kepada ibunya tentang arti cinta.
Sang
Ibu yang kebetulan adalah seorang janda yang baru saja diceraikan oleh
suaminya karena sang suami telah mempunyai seorang kekasih gelap dan
seorang istri muda.
Sang ibu menjawab "cinta adalah sebuah kekuatan untuk saling menyayangi, mengasihi satu sama lain walaupun hatimu telah sakit."
lalu anak bertanya lagi "bu, walau Ibu sudah disakiti ayah apakah Ibu masih mencintai ayah?"
sang
ibu menjawab "Tentu anakku, walaupun telah disakiti oleh ayahmu, hati
kecil ibu masih berkata bahwa ibu masih sangat mencintainya."
Anak … "Wah jika cinta memang harus terasa sakit, saya seumur hidup tidak akan pernah mencintai seseorang lah bu."
Ibu .... "Oh tidak anakku, tidak semua cinta harus merasakan sakit dan tidak semua sakit itu karena cinta."
Coba
kamu lihat bunga Mawar dan Teratai itu, walau sakit dan pedih mawar dan
teratai tetap bisa menebarkan senyumnya dan cintanya untuk semua orang.
MAWAR
→ tetap segar dan memancarkan keindahan cinta pada setiap orang
walaupun disekitarnya tumbuh duri duri dan bagi MAWAR kotoran yang ada
di tanahnya tetap dan makin membuat indah senyumnya.
TERATAI → makin mengembang nan indah jika air di bawahnya semakin kotor.
Mendengar
penjelasan dari sang ibu, sang anak hanya berdecak kagum dan berkata
"andaikan di dunia ini semua orang bisa meniru kadar cinta, kasih mawar
dan teratai pasti di muka bumi ini akan tentram dan damai tidak akan ada
dendam ya bu."
lalu Anak bertanya lagi kepada ibunya "Lalu dimanakah saya mencari cinta yang murni yang tidak harus mendapatkan sakitnya bu?."
Sang
ibu sambil tersenyum mengatakan "Sesungguhnya untuk mencari cinta
sejatimu sangat sulit karena biasanya cinta sejatimu tersembunyi seperti
permata yang indah di dasar lautan dan memang harus dicari, jika engkau
sabar dan tidak menyerah maka engkau akan mendapatkannya nak. Setelah
mendapatkannya engkau pun harus mengolah cintamu itu agar lebih
berkilau."
Anak ... "mengolah apa Ibu?"
Ibu
... "Ya mengolah seperti permata yang diolah untuk dijadikan perhiasan.
Cintamu diolah dengan saling pengertian, kejujuran dan keterbukaan."
Dan sadarilah nak, luka yang paling sakit adalah menyakiti bukan tersakiti, Janganlah engkau melakukannya dan mereka-rekanya.
Inilah
yang kita namai cinta didalam kehidupan,luka.. asa.. rindu..
sepi..menjadi satu tak pernah terpisahkan,karena cinta melahirkan
sajak-sajak airmataantara angan juga kenangan.
Anak-Anakku, matahari jiwaku
Jadilah
laksana pensil. Meski pensil patah berkali-kali, batu jelaga hitam di
dalamnya masih bisa dipakai untuk menulis. Bahkan hingga ke patahan
terakhir, pensil tak kehilangan "jiwanya"; sang batu jelaga hitam itu.
Ketika
batang pensil telah lenyap terserut, sang "jiwa" pensil tetap
abadi. Mungkin ia kini telah membentuk sketsa seorang pelukis, atau
coretan rumus fisika seorang jenius, atau hanya sekedar garapan
pekerjaan rumah seorang murid sekolah dasar.
Bahkan
ketika sang pelukis atau sang jenius telah tiada, sketsa itu dikenang
dalam pigura, dan rumus fisika itu telah mengubah hidup banyak orang.
Wahai
Anak-Anakku sayang... Jadilah jiwa yang kuat. Meski tubuhmu dipatahkan
berkali-kali, jangan sampai kehilangan jiwa kuatmu. Karena kekuatan jiwa
akan mengilhami dirimu sendiri.
Dan, ketika jiwa kuatmu mengilhami orang lain, ia menjadi abadi, dikenang dalam tindakan dan mengubah hidup banyak orang.
Ingat
Anak-Anakku sayang---> Keabadian memang tidak terletak pada tubuh
fisik mu, namun pada jiwamu; si batu jelaga hitam pensil itu.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !